Rabu, 03 Desember 2008

MARI LESTARIKAN HUTAN DENGAN POHON SANGON

MARI LESTARIKAN HUTAN DENGAN POHON SANGON


Sengon mempunyai nama Jeung jing, Albiso atau Albasia. Selain itu juga dikenak dengan nama botani Albisia falcataria (L). Pada tahun 1983, nama botanisnya diubah menjadi Pharaseriantes falcataria. Sengon atau albasia (parasenanthes falcataria/albizia falcatara. Pohon ini termasuk dalam famili Mimosaceae atau keluarga petai-petaian, pohon sengon di Indonesia lebih dikenal dengan nama jeunjing, jeunjing laut (Sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut (Jawa), seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), gosui (Tidore).

Tanaman ini adalah tanaman yang berasal dari Maluku, New Guinea, kepulauan Bismarck - mencakup kepulauan Admirality dan Solomon. Habitat dari tanaman ini biasanya ada pada daerah dengan tanah regisol, aluvial dan latosol yang mempunyai tingkat kemasaman sekitar pH 6-7 dengan tekstur tanah lempung berpasir. Sebagai tanaman tropis, sengon mampu tumbuh pada daerah bersuhu rata-rata sekitar 18-27 derajat celcius dan ketinggian antara 0-800m dpl. Tanaman sengon ini membutuhkan kelembaban sekitar 50%-70% dengan curah hujan tahunan berkisar antara 2000-4000mm, pada kondisi lahan agak subur, serta memerlukan cahaya kuat. Selain sebagai salah satu tumbuhan yang dapat memperbaiki kesuburan lahan, sengon juga merupakan penghasil kayu yang produktif. Ketinggian pohon dapat mencapai 25-45 meter. Hingga berumur 5 tahun pertumbuhan tingginya mencapai 4 meter/tahun. Dapat ditebang setelah berumur 5-9 tahun. Potensi produksi kayunya sebesar 10-40 m3/hektar/tahun, atau 250m3 per hektar. Secara umum tanaman sengon banyak tumbuh di hutan-hutan primer, namun perbandingannya lebih sering berfungsi sebagai penciri hutan sekunder. Tanaman yang mempunyai nilai ekonomis pada kayunya ini mampu tumbuh hingga 30-45m dengan diameter batang kayu mencapai 70-80cm. Kebanyakan tanaman sengon ini dimanfaatkan sebagai bahan baku utama bubur kertas, sebagai bahan baku furnitur, alat musik, mainan anak, kayu lapis, papan partikel dan tanaman pelindung pada perkebunan dan pertanian serta sebagai tanaman reforestasi dan afforestasi lahan-lahan bekas longsor atau lahan-lahan gundul seperti lahan bekas tambang. Selain itu, Kayu sengon juga dapat dimanfatkan untuk kayu kontruksi/bangunan, peti kemas korek api, pulp, jointed board/wood working, sawmill, moulding, meubelair, kayu bakar dan arang. Sifat pengerjaannya:Mudah digergaji, diserut, dipahat, dibor, diamplas, dan diplitur, serta tidak mudah pecah kalau dipaku. Beberapa keunggulan lain tanaman sengon antara lain:

  • Pertumbuhannya sangat cepat sehingga masa layak tebang dalam umur yang relatif pendek.
  • Karena memiliki perakaran yang dalam, sehingga dapat menarik hara yang berada pada kedalaman tanah ke permukaan.
  • Mudah bertunas kembali apabila ditebang, bahkan apabila terbakar.
  • Biji atau bagian vegetatif untuk pembiakannya mudah diperoleh dan disimpan.

Berdasarkan pada beberapa keistimewaan itulah tanaman albasia dijadikan tanaman penghijauan hampir di semua wilayah. Lebih penting lagi, tanaman albasia memiliki nilai ekonomis tinggi




MANFAAT PENANAMAN SENGON

Bagi Pemerintah :

  1. Daunnya cepat rontok dan membusuk,mampu mengembalikan kesuburan lahan kritis.
  2. Meningkatkan perlindungan lahan dan pengaturan tata air.
  3. Mendukung program penghijauan dan pelestarian alam.
  4. Meningkatkan prodoksi kayu untuk konsumsi masyarakat dan bahan baku industri didalam negeri.
  5. Meningkatkan penerimaan devisa melalui ekspor barang jadi.
    Bagi masyarakat.
  6. Meningkatkan produktifitas lahan dengan penganekaragaman hasil .
  7. Meningkatkan pendapatan petani.
  8. Perluasan lapangan pekerjaan .
  9. Pemenuhan akan kebutuhan kayu bakar.
  10. Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai hijauan makanan ternak

BUDIDAYA TANAMAN

  1. Persemaian
    Bibit tanaman sengon dapat diperoleh melalui penyemaian biji, trubusan , atau melalui kultur jaringan. Secara tradisional , persemaian dibuat di sekitar kebun sengon, berukuran (1x2 meter) sampai (1x5 meter) berupa bedeng tabur. Bedeng tabur dibuat 10-15 cm lebih tinggi dari permukaan tanah, dibersihkan dari kotoran dan batu, serta digemburkan.1 Kilogram biji sengon kering berisi lebih kurang 40.000 butir . Sebelum di tabur ke bedeng tabur ,biji sengon harus diseduh dengan air mendidih, kemudian direndam dalam air dingin selama 24 jam. Biji ditabur dengan jarak larikan 10 cm . Setelah berumur 1-1,5 bulan bibit dipindahkan ke kantong plastik atau pesemaian dengan jarak 10x10 cm. Atau dengan cara benih langsung ditabur dalam kantong plastik.Bibit berbentuk plances siap ditanam setelah berumur 4-6 bulan, sedang dalam bentuk stump setelah berumur 8-12 bulan. Pada musim hujan bibit harus siap ditanam.

  2. Penanaman
    Lapangan tanaman harus di persiapkan dengan baik. Lubang complongan dibuat dengan ukuran 30x30x30 cm. Penanaman dengan plances dilakukan dengan membuka kantong plastiknya lebih dulu . Jika ditanam dengan stump , harus dibuat dengan ukuran panjang 30-100 cm .Pada saat menanam, baik dengan plances maupun stump harus diusahakan agar akar tunggangnya tidak terganggu .Anakan yang berasal dari trubusan biasanya dengan meninggalkan 1-2 batang yang tumbuh dari tunggak, namun volume yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan . Karenanya , untuk memperoleh bibit yang baik , sebaiknya menggunakan biji hasil seleksi atau anakan yang berasal dari kultur jaringan. Jarak tanam yang optimum tergantung pada sasaran yang diharapkan . Untuk hasil kayu sebagai bahan pulp, maka jarak tanam yang pendek (2x3 meter) atau (3x3 meter) . Sedang untuk bahan bangunan dan keperluan industri , jarak tanamnya perlu lebih lebar , baik melalui penjarangan maupun langsung dengan jarak tanam : (4x4 meter), (4x5 meter) atau (5x5 meter).
  3. Pemeliharaan
    Untuk memperoleh kayu yang baik , pemeliharaan tanaman sengon perlu dilakukan . Antara lain : memangkas bagian cabang terbawah , dan memberantas hama penggerek kayu (boktor) secara terus menerus sejak awal.
  4. Pemungutan hasil
    Pada umur lima tahun pohon sengon sudah dapat dimanfaatkan kayunya sebagai kayu pertukangan, bahan baku pabrik kertas atau kayu bakar. Pada umur ini ,jika perlu dilakukan tebang penjarangan atau tebang pilih. Pada tempat yang dilakukan penebangan, dilakukan penanaman kembali agar produk dan kesuburan lahan dapat terjaga secara lestari dan berkesinambungan. Umur masak tebang pohon sengon adalah 9 tahun. Pada umur ini, setelah ditebang sebaiknya dilanjutkan dengan peremajaan sengon, yakni dengan penanaman kembali. Pengolahan dan pemasaran Pengolahan kayu secara sederhana dapat dilakukan dengan dipacak atau digergaji untuk membuat papan atau balok . Namun dengan cara ini, hasil kayunya kurang bermutu sehingga harga yang dicapai rendah. Untuk memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi, dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut menjadi moulding, chips, jointed board, claping board, dan lain-lain .

  5. Pemasaran
    Pemasaran kayu sengon dapat ditempuh dengan cara :
    Menjual langsung ke pasar.
    Menjual melalui Koperasi Unit Desa (KUD) .
    Ke industri kayu terdekatKayu sengon dapat juga dijual ke Perusahaan kayu, pengepul/pedagang kayu.
    Prospek penanaman sengon cukup cerah . Adanya jaminan pemasaran ,baik didalam negeri maupun diluar negeri dengan harga yang kian mantap, sangat menguntungkan petani tanaman sengon ,yang berupa Kayu pertukangan, kayu bakar, serta palawija yang ditanam secara tumpangsari pada kebun sengon . Sementara itu kebutuhan pembiayaan meliputi Pengadaan bibit, penanaman, pupuk, obat-obatan , dan pemeliharaan.Pengalaman petani penanam sengon menyebutkan, penjualan hasil-hasil yang dipungut , setelah dikurangi seluruh biaya yang dibutuhkan, menghasilkan nilai keuntungan yang cukup besar .Pengolahan lebih lanjut melalui industri perkayuan menghasilkan nilai tambah per m3 bahan baku yang cukup tinggi .

PROSPEK PASAR

Kayu albasia memiliki prospek pasar yang cukup tinggi. Permintaannya bukan hanya di dalam negeri, namun juga datang dari mancanegara. Kayu ini dipergunakan antara lain untuk bahan bangunan, peralatan rumah tangga, sampai pada bahan baku kertas dan kayu lapis. Kayu albasia setelah mengalami proses pengeringan dan perlakuan lainnya dapat dibuat peralatan rumah tangga yang memiliki keawetan cukup lama. Dengan penggunaan yang multidimensi tersebut permintaan akan terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya pertumbuhan pendudukHarga kayu albasia relatif lebih murah dibandingkan dengan kayu lain seperti kayu jati atau kayu mahoni, yaitu sekitar Rp.250.000 – Rp.350.000 per m3, namun karena dalam tempo lima tahun tanam sudah dapat ditebang, maka perputaran investasi pada tanaman albasia relatif lebih cepat apabila dibandingkan dengan investasi pada tanaman kayu jati dan sejenisnya.

DUKUNGAN SUMBER DAYA LOKAL

Albasia termasuk tanaman pioner yang dapat tumbuh di lahan marginal, sehingga sering digunakan sebagai tanaman penghijauan. Maka dari itu hampir di seluruh wilayah Tasikmalaya tumbuh dengan baik albasia. Tanaman albasia menyebar di wilayah Tasikmalaya Selatan dan Utara. Kecamatan Salopa, Cikatomas, Pancatengah, karangnunggal, Cipatujah merupakan sentra produksi kayu albasia. Begitu pula di bagian utara, seperti Ciawi dan Pagerageung.Di samping dukungan sumber daya alam, kebijakan pemerintah dalam usaha penghijauan melalui penyediaan bibit serta distribusi sampai ke lokasi penanaman merupakan iklim yang kondusif untuk pengembangan albasia. Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah keterampilan dan pengetahuan petani pada umumnya dalam budidaya albasia telah cukup memadai.

Sumber: